#SabdaDwika: April Apalah-Apalah
- April 07, 2018
- by
(parental advisory: tulisan ini lebih enak dihayati dengan iringan lagu Nella Kharisma - Jaran Goyang)
Assalamualaikum! Sampurasun, wahai pembaca-pembaca edun!
Setelah sekian lama berpisah dikarenakan beberapa faktor
yang melanda setahun belakangan ini (baca: kemalasan gue dalam mengisi blog dengan
berbagai tulisan nirfaedah, rutinitas belakangan ini sebagai seorang freelancer palugada—apa lu minta gua
ada, dan kesibukan gue yang sempat nulis berbayar di situs orang dengan harga
menggiurkan tapi sayangnya itu semua sudah berakhir, hiks) akhirnya gue
memutuskan untuk kembali menulis di rumah nan sederhana ini.
Ya, kali ini gue pulang ke blog gue sendiri.
Ya, kali ini gue pulang ke blog gue sendiri.
2018 masih ngeblog?
Ngapain! Nge-vlog keleuz, jadi selebhram, di-endorse suplemen peninggi badan,
Youtube-youtube-youtube lebih dari TV-boom!
Hm... untuk yang satu itu sih jujur kayaknya Deva Mahenra kurang
berminat. Sori-sori aja, ya.
Bukannya Deva nggak menerima pergeseran zaman, tapi
sejujurnya gue masih gagal paham kenapa banyak orang Indonesia yang rela
membuang-buang kuota buat mantengin seseorang yang nggak dikenal ngoceh di
dunia maya berujar “hello wazzap guyzzz” ke seluruh pemirsanya... Itupun kalo
emang ada yang jadi pemirsanya.
Bukan, bukan berarti gue nggak menikmati Youtube. Gue juga
menggunakan situs streaming tersebut
buat nonton beberapa video dari berbagai channel misalnya re-run Mata Najwa, Indonesia Lawyers Club, ocehannya Pandji, atau
Deddy Corbuzier yang mana merupakan entertainer
beneran dan punya karya sungguhan di Indonesia. Gue juga menggunakan Youtube
buat sesuatu yang kadang kurang ada manfaat bagi umat seperti nonton Fluxcup,
Hati2diinternet, mantengin berbagai pertikaian yang videonya viral berkat lambe
turah, mulai dari video Bu Dendhy yang menebar duit di depan muka Mbak Nyla
Nylala sang pelakor, berita saling sindir antara Via Vallen - Ayu Tingting, hingga
yang rame dua minggu terakhir ini: perang urat syaraf-jakun-dan-silikon antara
Melly Bradley dan Lucinta Luna yang nggak berkesudahan. Kalo udah merasa lelah
dengan apa yang terjadi di Indonesia, biasanya gue bakal melakukan aktivitas
berselancar di dunia maya yang paling epik: nonton On The Spot di Youtube...
Yes. I do watching
that Youtube-based TV program, directly in Youtube..........
Tapi, beneran deh. Apa serunya sih, nonton orang non-seleb yang
memunculkan dirinya di Youtube secara rutin? Gue masih nggak habis pikir aja, anak zaman
sekarang itu kalo ngisi paket bulanan tuh berapa gigabit, sih? Gue aja harus
melakukan ritual semedi seharian hanya buat milih paket tilkumsil yang harganya
murah tapi paling worth it setiap
paket mau abis....
Alhasil, di tengah pergeseran budaya tersebut akhirnya gue memilih
untuk bertahan dengan cara lama: nge-blog.
Entah kenapa, gue masih percaya dengan besarnya kekuatan tulisan —ya... meski
belakangan pembaca blog ini nggak sebanyak beberapa tahun silam. Gue merasa
bahagia aja gitu, kalau misalnya gue tiba-tiba dikirim email pembaca (sebut
saja begitu) yang menanyakan berbagai hal tentang isi tulisan yang gue buat,
terutama tulisan tentang jalan-jalan.
***
Belum lama ini, gue dikirim DM sama seseorang dari sebuah production house TV swasta yang kebetulan
mau liputan ke Ho Chi Minh City dan tanya-tanya mengenai apa aja yang harus
dipersiapkan saat berkunjung ke sana karena dia membaca blog gue. Ya, ternyata
di tahun anjing api ini masih ada aja manusia yang lebih memilih untuk googling dan membaca ketimbang nontonin
orang tak dikenal dari layar ponselnya. Gila, seneng aja rasanya bisa berguna
buat sesama pejalan.
Berbekal motivasi itu, akhirnya di bulan yang baru ini gue
kembali meneguhkan hati untuk menulis di blog sendiri yang kemudian bisa
memberi pengetahuan dan inspirasi buat banyak orang. Supaya rajin memperbarui blog
di setiap bulannya, gue melakukan empat penyegaran kecil dan besar.
Pertama, blog gue ganti rumah. Platform-nya sih sama, domainnya pun masih pakai domain yang lama
setelah tiga bulan ini mati dan nggak bisa diakses lagi. Kali ini, gue mau
lebih banyak menulis perihal jalan-jalan dengan sedikit bumbu-bumbu berbau
arsitektural —mengingat gue udah diizinkan semesta untuk blusukan ke 17
provinsi dalam tiga tahun belakangan. Tentang pengalaman ngerasain bandara di
setiap kota, tips milih merek oleh-oleh yang paling khas di setiap kota,
mencicipi makanan setempat yang rasanya lezat, sampai cara terbaik milih seat di pesawat... sayang aja rasa-rasanya
kalo gue nggak membagikan pengalaman bodoh yang gue alami sendiri ke pembaca
yang lebih luas cakupannya.
Kedua, tampilan layout
yang gue gagas pun citarasanya lebih baru dan “agak” profesional ketimbang
sebelumnya yang masih dibuat saat gue merasakan kerasnya hidup sebagai
mahasiswa. Di tampilan blog yang baru ini, gue juga menambahkan halaman depan
yang berfungsi sebagai portfolio online gue sendiri—meski konsekuensinya jadi
banyak banget muka gue terpampang besar-besar di laman situs ini. Yhaa...
barangkali di antara pembaca yang terjebak di situs nista Rizki Dwika dan
kebetulah butuh jasa interior atau renovasi rumah, cincai laa hubungi langsung
ke saya. Pesan sekarang! Hari Senin harga naik!
Ketiga, dalam setiap bulannya gue akan mencoba istiqomah
menulis setidaknya tiga artikel setiap bulannya dengan tema yang beragam, mulai
dari pemikiran random mengenai isu terkini yang menerpa bangsa kita dan heboh
di dunia maya, tentang destinasi wisata, catatan perjalanan, dan tips
perjalanan yang pernah gue lalui, atau sesekali mengulas objek arsitektur
kecil-kecilan seperti fasilitas umum kota yang kehadirannya ada dan dekat di
sekitar kita.
Keempat.... silakan kencangkan sabuk pengaman, membuka
penutup jendela, melipat atau mengunci meja di hadapan, serta menegakkan
sandaran kursi dan segenap awak kabin berseragam gemesh mengucapkan “Selamat
datang, selamat menjelajah rumah Rizki Dwika yang satu ini!”
Dengan mengucapken basmallah seraya memotong tumpeng dan
sembelih kerbau, bersama dengan Pak Harto dan istri, secara resmi, saya memutusken, meresmiken kembali blog penuh
ketidakseriusan ini dan ditujukan untuk kepentingan umum. Woo-hoo!
0 komentar:
Posting Komentar